Pelanggan premium

Tetsurou memperhatikan Kenma dan Shoyo yang sibuk mencoba bermain voli.

Tadi waktu datang menjemput, Shoyo sudah bawa bola voli biru-kuning, katanya itu hadiah dari Keiji karena sudah berhasil membaca jam dengan baik.

Melihat dua anak itu, Tetsurou jadi bernostalgia. Teringat kalau dulu dia, Kei, dan orang tua Shoyo juga awalnya saling mengenal karena voli.

Tidak lama kemudian, bel rumahnya berbunyi. Tetsurou membuka pintu dan mempersilahkan Keiji masuk. Shoyo langsung berlari dan menerjang mamanya dengan pelukan erat.

Aduh, Tetsurou gemes sendiri.

Dia melihat Kenma yang cuma bengong sambil memegang bola voli dengan dua tangan kecilnya.

Tetsurou berjongkok seperti Keiji dan merentangkan kedua tangannya.

“Kenma-chan~ Ga mau peluk Papa juga? Kaya Sho-chan gitu?”

“Engga.”

Lalu Kenma melempar asal bolanya dan beralih ke mainan yang lain.

Tetsurou sedih, Keiji ikut prihatin :(

Dia pun meletakkan oleh-oleh donat yang dibawanya. Tadi sudah dikabarin oleh Tetsurou, jadi Keiji memilih opsi makanan lain untuk diberikan.

“Shoyo, ayo pulang! Pamitan dulu sama Uncle Tetsu dan Kenma.”

Keiji menarik kaki Shoyo yang sudah mau rebahan lagi di karpet.

“Masih mau maiiin!!!”

“Shoyo, lihat itu! Udah jam berapa?”

“Hmm... Jam... Tujuh!”

“Jam tujuh lebih berapa?”

Shoyo nampak berpikir keras, Tetsurou jadi tak tahan dan berbisik untuk membantunya, “Tiga puluh, Sho.”

“Tiga puluh menit!” Shoyo kembali menjawab lantang.

“Nah, berarti waktu mainnya udah selesai. Sekarang waktunya ma...?”

“Main lagi!”

“Mandi, Sho! Ayo, katanya mau telepon Papa! Nanti kemaleman, lho!”

Tetsurou tergelak melihat Keiji yang masih kepayahan nyeret Shoyo buat pulang. Dia yang masih jongkok sampai tidak sadar kalau Kenma sudah tepat berada di hadapannya.

“Papa?”

“Iya, Sayang?”

“Jam tujuh tiga puluh itu sama kaya jam setengah delapan, ya?”

Tetsurou tersenyum sambil mengacak pelan rambut Kenma.

“Betul! Habis ini Kenma mau ikut Papa jemput Mama?”

“Mau.”