Hari Istimewa
Tetsurou merasa sedikit aneh dengan tingkah Kei hari ini. Tidak ada yang salah kok, sebenarnya. Malah dia senang karena Kei kelihatannya memang senang dan mood Kenma juga bagus.
Sebenarnya, Tetsurou sendiri juga bingung mau memberikan hadiah apa tahun ini. Dia sudah mengamati Kei dengan sangat baik tapi suaminya tidak nampak seperti butuh atau ingin sesuatu selain makanan manis, yang mana belum bisa Tetsurou langsung turuti karena gula darah Kei yang tidak stabil.
Kalau begitu... Boneka? Bantal? Sudah banyak, malah Kei bakal ngomel kalau Tetsurou beli lagi. Ponsel baru? Ah, Kei baru beli minggu kemarin! Jaket? Hmm... Tetsurou sebenarnya juga ingin membelikan yang sekalian kembaran satu keluarga. Tapi kan, berarti bukan spesial buat Kei, dong?
Jadilah mereka sekarang jalan-jalan selagi Tetsurou mencari ide. Sudah lama mereka tidak pergi ke mall dan Kei sendiri yang meminta ke sana. Jadi setelah makan malam dengan ikan bakar kesukaan Tetsurou, mereka langsung ke arcade setelah tadi Kenma bercerita kalau Yuki dan Kousuke dapat boneka hasil perjuangan Kenji yang mengumpulkan tiket selama satu tahun.
“Pukul, Tetsu!!! Itu, itu, itu!!! Depan! Kanan! Depan!!!” Kei berseru gregetan Tetsurou terlalu lambat memukul tikus-tikus yang bermunculan dengan cepat dari dalam lubang.
“Yaaahhh” Kenma mengutarakan kekecewaannya atas betapa payahnya sang Papa saat permainan berakhir.
Ya... Tetsurou payah dalam permainan anak muda meskipun dia juga pernah muda. Dia saja kalah dari Kei yang berhasil memenangkan beberapa permainan seperti basket dan tembak-tembakan tanpa terlalu berusaha. Bahkan dalam waktu singkat, mereka sudah mendapatkan hampir ratusan tiket.
“Kenma mau tukar sekarang atau simpan dulu?” tanya Kei pada Kenma yang berusaha mengumpulkan tiket mereka yang berhamburan di lantai.
Tetsurou duduk di bangku pengunjung sambil menunggui stroller yang beralih fungsi jadi tempat barang dan tas mereka. Ia tersenyum melihat si bocah yang seperti tenggelam dalam tiket dan Kei yang sibuk memperkirakan akan dapat hadiah apa jika semuanya ditukarkan.
Ini kan, hari ulang tahunnya Kei. Tapi kenapa rasanya Kei belum melakukan apapun yang dia inginkan, ya? Maksudnya, kan tadi makan makanan kesukaan Tetsurou. Lalu sekarang mereka pergi bermain karena keinginan Kenma. Seharusnya Tetsurou juga melakukan sesuatu, kan?
Tapi semua pikiran itu langsung buyar saat melihat Kenma menghampirinya sambil membawa boneka bebek yang besarnya hampir sebadan si bocah.
“Wah, akhirnya penghuni rumah ga cuma kucing sama dino,” kekeh Tetsurou sambil mengusak rambut Kenma. “Gimana? Seneng?”
“Seneng,” gumam Kenma singkat, pipi gembulnya merah seperti bebeknya.
“Yang keras dong, kalo ngomong. SENENG!, kaya gitu!”
“Udahlah, Tetsu!” sahut Kei yang juga bergabung dengan mereka. “Yang penting kan, beneran seneng.”
“Kalo kamu?” Tetsurou ganti bertanya. “Seneng?”
“HEY, HEY, HEY!!!”
Belum sempat Kei menjawab, terdengar suara keras yang sangat familiar menginterupsi.
Serempak mereka menoleh ke arah Koutarou yang mendorong troli berisi tas, belanjaan dan bocah oranye, sementara Keiji sedang menelepon tapi juga melambaikan tangan untuk menyapa.
“Eh, bro?!” Tetsurou langsung fist bump sama sahabat sejatinya. “Tumben banget kamu pilang di hari biasa!” Dan kemudian mereka asik merencanakan acara memancing bersama.
“UWAAAHH!!! KENMA!!! KENMA UDAH DAPET BEBEK!!!” Shoyo berseru dengan mata berbinar dari dalam troli. “PAPA—”
“Eits!” Keiji segera menjauhkan lonsel dari telinga dan menahan Shoyo yang sudah mau melompat turun. “Kasih dulu kadonya ke Uncle Kei!”
Kei tertawa kecil melihat Shoyo yang heboh sendiri di dalam troli mencari sesuatu.
“INIII!!!” Shoyo mengulurkan paper bag warna putih kepada Kei. “HEPI BESDEY, UNCLE KEI!!!”
“Pelan-pelan, Nak... Haduhhh...” Keiji lagi-lagi harus menahan Shoyo yang hampir terjungkal keluar troli.
“Thank you!, Shoyo!” balas Kei sambil menerimanya. “Wah, Shoyo yang beli ini?”
“Iya, dong!!! Shoyo tadi ketemu boneka boba, terus mau kasih ke Uncle!”
“Lho, lho, lho! Kadonya belum dibuka tapi udah dikasih tau!” kekeh Keiji.
Kenma merengut melihat mamanya sangat bahagia diberi boneka boba. Maaf ya, Shoyo! Tapi kalo mau rebutin mama, Kenma ga akan kasih!
“Mama!” Kenma menarik pelan celana Kei lalu mengulurkan boneka bebeknya yang super besar itu. “Ini buat Mama aja!”
“Eh, kenapa gitu???” Kei bingung tapi juga gemas sendiri melihat alis Kenma yang merengut dan pipinga menggembung. “Kan, itu punyanya Kenma?”
“Buat Papa mana?” tanya Tetsurou, sudah bergabung ke obrolan mereka lagi.
“Engga ada! Papa cupu!”
“Hehhh??!!!”
“NAHHH!!! BERHUBUNG KITA FORMASI LENGKAP—” Koutarou merangkul bahu Keiji. “GIMANA KALO KITA DOUBLE DATE???!!!”
“Gimana?” Tetsurou menanyakan keputusan Kei secara itu hari spesial suaminya.
Kei mengangkat bahu, lalu mengulas senyum.
“Gapapa. Sekalian nostalgia.”