Gaya Lama
“Kenma rambutnya udah panjang, ya. Hampir sebahu, nih,” ucap Kei, menyisir rambut Kenma ke belakang. “Mau dikuncir?”
Kenma tidak menjawab, sibuk membuka-tutup buku cerita Red Riding Hood yang memiliki pop-up art dan sudah dimainkannya sejak buku itu datang kemarin sore.
“Kenma~” panggil Kei lagi.
”...”
“Kuroo Kenmaaaa”
”....”
“Aduh... Yang namanya Kenma ini di mana, ya? Kok dari tadi dipanggilin ga jawab-jawab?”
”...”
“Ya udah, Mama kuncir rambutnya, ya?”
“No!” Kenma geleng cepet, masih terpukau dengan gambar serigala dan gadis cilik berkerudung merah yang bisa tegak dan tidur sendiri di bukunya.
“Hawanya lagi panas, lho. Lehernya Kenma lagi bruntusan, jadi susah napas kulitnya,” bujuk Kei lagi, lalu merapikan rambut Kenma yang jatuh ke muka. “Tuh, Kenma juga jadi susah baca bukunya gara-gara kehalang rambut.”
“No!”
“Dipotong aja kalo gitu!”
“Sssshhh!!!”
Kei mendesis kesal karena Yuuji, suami sahabat kecilnya yang beberapa menit lalu masih tour di rumahnya, tiba-tiba muncul di ruang bermain dengan menyerukan kata-kata keramat yang berusaha Kei tahan sampai waktu yang tepat. Dan sekarang masih bukanlah waktu yang tepat!
Mata Kenma mendelik, tangan kecilnya menjatuhkan buku ceritanya dengan dramatis dan ia segera bersembunyi di balik Kei saat melihat Yuuji. Tidak lupa Kenma melemparkan tatapan marahnya ke om-om yang sebenarnya sudah berkenalan dengannya satu jam yang lalu.
Memangnya siapa kamu? Kenapa sok akrab sama Kenma dan Mama? Harus lapor Papa!, mungkin itu yang ada di pikiran si bocah saat ini.
Kei menghela nafas, sudah terlanjur. Memang tujuan awalnya kan, memotong rambut Kenma yang sudah panjang itu dengan tujuan supaya anaknya tidak risih. Sebenarnya sudah dari lama ia dan Tetsurou mengajak Kenma ke salon, tapi si kecil yang tidak mau.
Lagipula, Kenma kemarin sempat mau, kok, setelah melihat Shoyo yang dipotong poninya oleh Keij dan mengatakan kalau mau potong rambut asal di rumah saja.
“Dipotong sedikit aja,” bujuk Kei lagi. “Engga bakal sakit atau kena kulit, kok. Uncle Teru yang potongin di sini. Jadi kita engga kemana-mana, kok.”
“Nooo!!!” Kan. Kumat reognya. “Nanti rambut Kenma kaya Tora!”
Aduh. Kei juga tidak bisa membayangkan anaknya beneran mohawk begitu.
“Ya udah mau kaya rambut Uncle, ga?” tanya Yuuji sambil menyugar rambutnya ke belakang dengan sok keren.
Wah, Kenma makin menggeleng ngeri.
“Dipotong kaya Mama? Atau Papa? Atau Shoyo?”
“No, no, no!!!”
Kenma memeluk Kei makin erat, tanda bahwa dia takkan mau pergi kemanapun dan Mama tidak akan bisa melakukan apapun.
Kei sendiri hampir kehabisan ide, dia jadi mulai kepanasan karena sekarang jadi ketindihan Kenma.
“Mama juga mau potong rambut, kok,” ucap Kei sembari tersenyum, yang membuat Kenma mendongak dan menatap mamanya dengan tatapan, masa, sih?
“Eh???” Malah Yuuji yang kaget. “Eh, eh, eh, beneran ini??? Nanti aku yang dimarahin Kuroo! Tadashi juga bakalan ngambek!”
“Beneran, lah,” sahut Kei. “Ngapain Tadashi ikutan ngambek segala?”
“Kan, orang-orang suka ponimu!”
“Ya, gapapa.”
“GAPAPA APANYA???!!! WOOYYY-”
Entah mengapa setelah perdebatan antara Yuuji dan Kei, akhirnya Kenma juga mau potong rambut.